Shalat merupakan kewajiban yang pertama kali diperintahkan oleh Allah kepada kaum Muslimin. Kewajiban shalat telah disampaikan langsung oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW tanpa perantara. Shalat merupakan media penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya, yakni Allah SWT. Shalat sekaligus berfungsi sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar. Di mata Rasulullah SAW, shalat merupakan penyejuk zaman sekarang, banyak orang yang mengaku Muslim, namun mereka tidak melaksanakan shalat. Mereka lalai dan menganggap remeh urusan yang satu ini, padahal shalat adalah rukun Islam dan amalan yang pertama kali akan dihisab di akhirat menunaikan shalat saja masih mendapat ancaman dari Allah SWT, yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya, tidak khusyuโ dan riya. Lantas, bagaimana dengan orang yang berani meninggalkannya? Konsekuensi hukuman apa yang layak bagi mereka yang meninggalkan shalat? Setiap Muslim dituntut untuk melaksanakan shalat sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Jika tidak, maka shalatnya tidak akan diterima. Sebagaimana ditegaskan dalam hadis Rasulullah SAW, โShalatlah kamu sebagaimana kamu melihat mengetahui aku shalat.โDalam buku ini, Ibnul Qayyim Al-Jauziyahโyang merupakan salah seorang ulama salaf terkemukaโmenjelaskan secara panjang lebar mengenai hukum orang yang meninggalkan shalat dan disertai dengan dalil-dalilnya. Di samping itu, ia juga menjelaskan tentang tata cara shalat Rasulullah SAW, mulai dari takbiratul ihram hingga salam. Buku ini juga dipadukan dengan pembahasan mengenai fatwa-fatwa shalat oleh ulama kontemporer terkemuka, yakni Syaikh Abdul Aziz bin Bazz. Buku ini dimulai dengan fatwa-fatwa dalam Alquran. Salah satu hal yang penting dalam bagian pembukaan ini adalah puluhan ayat tentang shalat yang bertebaran dalam yang juga sangat penting di dalam buku ini adalah hukum meninggalkan shalat dan sifat shalat Nabi. Di dalamnya dibahas antara lain hukum orang yang meninggalkan shalat fardhu, wudhu, mandi junub, menutup aurat, shalat Jumat, dan lain-lain. Juga, sahkah orang yang shalat sendirian, padahal dia mampu berjamaah, serta enam sifat shalat orang kalah pentingnya adalah pasal terakhir dalam buku ini, yakni rangkaian shalat Nabi SAW mulai dari menghadapi Kiblat sampai selesai. Buku ini sangat perlu dibaca oleh kaum Muslimin. Uraian dalam buku ini merupakan tuntunan yang sangat berharga bagi kaum Muslimin untuk meraih kesempurnaan ibadah shalat. Judul buku Fiqih ShalatPenulis Ibnul Qayyim Al-JauziyahPenerbit Pustaka As-SunnahCetakan I, September 2011Tebal 448 hlm BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR. Al-Bukhari) Qs At taubah : 103 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. sesungguhnya doa kamu itu (menjual) kententraman jiwa bagi mereka. dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui
๏ปฟPertanyaanBolehkah mengerjakan shalat dengan dua bahasa bahasa Arab dan bahasa Indonesia?JawabanMungkin yang dimaksud penanya ialah mengucapkan lafadz-lafadz yang dibaca dalam shalat dengan bahasa terjemahan, bukan dengan bahasa Arab, seperti mengucapkan lafadz shalat dalam bahasa Indonesia. Shalat adalah salah satu dari rukun Islam yang lima, merupakan ibadah mahdzah, ibadah yang semata-mata ditujukan kepada Allah SWT. Demikian pentingnya shalat itu bagi seorang mukmin, maka shalat itu membedakan apakah seseorang itu mukmin atau SAW bersabda, โPerbedaan antara laki-laki yang mukmin dengan laki-laki yang kafir ialah meninggalkan shalat.โ HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu MajahDan firman Allah SWT, โMaka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. yaitu Orang-orang yang lalai dari shalatnya.โ QS al-Maโun 4-5Demikian pentingnya shalat bagi seorang Muslim, maka shalat itu diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW sendiri dengan lengkap. Bukan saja bacaan yang dibaca dalam shalat itu, tetapi juga cara-cara, gerakan-gerakannya. Bahkan, bagaimana keharusan khusyuk dalam mengerjakannya, berdasarkan hadis Rasulullah SAW, โShalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.โ HR BukhariDari hadis-hadis dan ayat di atas, dapat dipahami bahwa dalam mengerjakan shalat itu kita harus mengikuti cara-cara Nabi SAW. Sejak dari cara takbir, cara berdiri, cara rukuk, cara iktidal, cara sujud, cara duduk antara dua sujud, cara duduk tahiyat awal, cara duduk tahiyat akhir, salam, dan membaca bacaan sesuai dengan yang diajarkan Beliau. Hal ini merupakan perintah dari Rasulullah SAW yang wajib kita lakukan jika ingin shalat kita diterima oleh Allah kata lain, tidak benar shalat dikerjakan dengan bacaan selain bacaan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, termasuk dalam hal ini adalah shalat dengan bacaan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain. Wallahuaโlam bish shawwab. sumber Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid MuhammadiyahBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Lantas apakah shalat kita sudah persis seperti yang dicontohkan Nabi? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab "Ya", apabila kita sudah pernah melihat Nabi dalam mengerjakan shalat sabda Nabi: "Shalatlah sebagaimana engkau MELIHAT AKU SHALAT" (HR Bukhari, muslim, Ahmad). Mayoritas kaum muslim menjawab "Belum". Termasuk juga anda, bukan?
Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do'a orang-orang yang didzalimi, dan siapa diantara kalian yang mampu untuk shalat subuh dan 'isya berjamaah walaupun dia merangkah untuk
WQ5RUTN. bjse2qb0rl.pages.dev/134bjse2qb0rl.pages.dev/187bjse2qb0rl.pages.dev/25bjse2qb0rl.pages.dev/263bjse2qb0rl.pages.dev/70bjse2qb0rl.pages.dev/391bjse2qb0rl.pages.dev/334bjse2qb0rl.pages.dev/286bjse2qb0rl.pages.dev/29
shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat